Tumbuh
ilalang di semak-semak
Semak-semak
lalu dibersihkan
The
Power of emak-emak
Sein
ke kiri belok ke kanan
Membaca
pantun pembuka pada materi KBMN hari Senin, 24 Juli 2023 lalu seketika
mengingatkan pada tokoh Jarjit. Salah satu tokoh kartun yang sering kali muncul
di layar tv dengan khasnya berpantun. Pantun adalah warisan budaya Indonesia.
Pantun menjadi salah satu bukti kekayaan khasanah budaya dan bahasa di
Indinesia.
Pantun
tersebar diseluruh wilayah Indinesia. Pantun memiliki beberapa nama lain
Ende-Ende, menurut Suseno, Paparikan dikenal di Sunda, Parikan dikenal di Jawa.
Narasumber Bapak Miftahul Hadi,S,Pd. Menginformasikan bahwa pantun telah
ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional tahun 2014.
Selanjutnya tanggal 17 Desember 2020 ditetapkan sebagai warisan budaya tak
benda oleh UNESCO.
Narasumber
mengutip dari buku Yunos, 1966; Bakar 2020 pantun termasuk puisi lama yang
terdiri dari empat baris atau rangkap. Dua baris pertama disebut dengan
pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebutdengan maksud atau isi.
Pantun diajarkan disekolah-sekolah sejak duduk di bangku SD. Maka, tidak heran
jika anak-anak pun banyak yang sudah mahir berpantun.
Pantun
tidak hanya berfungsi untuk komunikasi. Pantun juga sering dipakai dalam
pidato, menyatakan perasaan. Pantun juga berperan sebagai penguat penyampai
pesan.
Contoh
: Rajinlah minum jamu
Agar kuatlah urat,
Rajinlah menuntut ilmu
Berguna bagi dunia akhirat
Berikut
ciri-ciri pantun:
·
Satu
bait terdiri atas empat baris
·
Satu
baris terdiri empat sampai lima kata
·
Satu
baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata
·
Bersajak
a-b-a-b
·
Baris
pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
·
Baris
ketiga dan keempat disebut isi
Ada
beberapa jenis sastra lain yang mirip dengan pantun yaitu syair dan Gurindam. Ketiga
sastra ini hampir sama tapi berbeda. Ketiganya memiliki ciri-ciri tersendiri.
Selanjutnya
narasumber, Bapak memberikan tips mudah membuat pantun dengan cepat.
Pertama,
memahami terlebih dahulu ciri-ciri pantun
Kedua,
memiliki perbendaharaan kata dengan bunyi sama dengan cara sering
membaca
Ketiga,
menuliskan baris ketiga dan keempat terlebih dahulu
Dalam
membuat pantun sebaiknya menghindari penggunaan merk dagang dan nama orang.
Dalam
praktiknya pantun sering kali digunakan oleh seseorang. Hampir semua lapisan masyarakat
bisa berpantun. Namun sayangnya, akhir-akhir ini penggunaan pantun seringkali
digunakan untuk mengejek dan nilai-nilai negatif lainnya.
Komentar
Posting Komentar